Berbagi Pengetahuan untuk Pencerahan

Pemimpin Ksatria untuk Indonesia Raya

INDONESIA ialah bangsa yang besar. Indonesia ialah bangsa yang kaya raya. Indonesia ialah bangsa yang majemuk. Indonesia ialah bangsa yang religius. Indonesia ialah bangsa yang cinta damai.
Pemimpin bangsa Indonesia ialah pemimpin yang memiliki visi misi menjaga kebesarannya, mengelola kekayaan alamnya, menghargai kemajemukkannya, menjunjung tinggi nilai-nilai religi dalam kehidupannya, mengajarkan cinta damai kepada rakyatnya.

Rabu, (9/7/2014) mendatang, rakyat akan menentukan pilihan. Memilih pemimpin yang berkemauan dan berkemampuan membangun peradaban. Pemimpin yang berkeinginan mewakafkan jiwa dan raganya demi kemandirian. Pemimpin yang lebih mengedepankan keaslian daripada kepalsuan. Pemimpin yang lebih mencintai kejujuran daripada kepura-puraan. Pemimpin yang bertekad menjalankan amanah kekuasaan (manusia) daripada mencari jabatan sebagai batu loncatan.

Dihadapan rakyat hanya ada dua pilihan, yakni Prabowo-Hatta ’sang ksatria’ dan Jokowi-Kalla ’sang pecitra’ (baca: pengagum citra). Kedua julukan tadi hanyalah subyektifitas saya dan sebagian orang. Demokrasi memberi ruang kebebasan kepada rakyat untuk menentukan pilihan. Akal pikir pemberian Tuhan yang akan bertindak sebagai juri pemberi keputusan.

Julukan ksatria tak berlebihan bila disematkan kepada pasangan Prabowo-Hatta karena tiga alasan; pertama, tidak merana walau dihina (black campaign); kedua, tidak mendengki meski dikhianati (perjanjian batu tulis); ketiga, tetap menghargai walau diculasi. Orang memandang salah satu sikap jiwa kestarianya ditunjukkan di ruangan KPU saat menyalami, menghormati kompetitornya.

Julukan pecitra tak berlebihaan bila disematkan kepada pasangan Jokowi-Kalla, karena kerap kali beliau tertangkap media melakukan hal yang dianggap berlebih-lebihan. Sebagai contoh, datang ke gedung KPU menaiki bajaj demi dilihat merakyat dan sederhana. Sekalipun ‘akting’ demikian bagi sebagian orang tidak elegan dan sudah usang.

Pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia hari ini, pemimpin yang berjiwa ksatria, cerdas, tegas, kuat, dan memihak kepada kepentingan rakyat. Bukan hanya kesederhanaan yang dibalut kepura-puraan, bukan pula keangkuhan hingga lupa daratan.

Rakyat semakin cerdas, rakyat semakin pintar, dan rakyat semakin dewasa. Siapa yang lebih layak memimpin Indonesia dan siapa yang layak memimpin ibu kota. Semoga pilpres 9 Juli mendatang berjalan dengan lancar dan mampu melahirkan pemimpin ksatria untuk Indonesia Raya.

Jakarta, 02 Juni 2014
Salam Persaudaraan

Sumber: kompasiana | Abah Faiq
Sumber: gambar: yahoo.com



@



0 Post a Comment:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Pemimpin Ksatria untuk Indonesia Raya