KAMPANYE politik
tampak menyuasanai negeri ini. Semua capres dan cawapres ditemani tim
suksesnya bekeliling kota dan desa menjelaskan visi misi,
mensosialisasikan rancangan program, dan menawarkan konsep pikirannya ke
hadapan publik.
Delapan hari
telah mereka lewati, baik pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-Kalla
bekerja keras, memeras keringat, menemui sejumlah tokoh/simpul massa,
menjumpai sejumlah ulama, menyapa warga, mendengar keluh-kesah dan
menyimak harapan serta keinginan mereka berkaitan dengan masa depan
negeri tercinta.
Namun sayang
seribu sayang, kampanye yang sejatinya berangsung santun dan elegan,
dinodai cacian, cercaan, celaan, dan makian politik antar tim pemenangan
yang diikuti oleh para simpatisan. Penganut media online; menjadi saksi
atas maraknya cacian politik yang seolah tak bisa terhentikan. Bahkan,
nyaris tak ada hari yang absen dari fitnah politik yang menghiasi update
status pengguna facebook dan kicauan user twitter, baik berupa tulisan
maupun lukisan.
Benarkah cacian
politik akan mampu menaikkan tingkat ketenaran dan keterpilihan sang
capres yang diusungnya atau malah menjadi bumerang yang merugikan
dirinya?
Dalam perspektif
saya, fitnah politik baik berupa tulisan maupun lukisan yang tak
berdasar pada fakta dan data (baca: kampanye hitam) takkan menggoyahkan
pilihan seseorang, justru menjadi penambah dosa saja di hadapan Tuhan.
Sedangkan cacian politik yang berdasarkan pada fakta dan data (baca:
kampanye negatif) mungkin saja akan mempengaruhi kecenderungan pilihan
seseorang, namun ini pun masuk ke dalam kategori ghibah yang dilarang agama. Cacian politik cenerung merugikan.
Alangkah
indahnya bila semua capres-cawapres, tim sukses, tim relawan maupun
simpatisan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam bertutur dan
berucap baik dengan lisan, tulisan, maupun lukisan. Menghindari sikap
menyerang pribadi seseorang adalah akhlak mulia, sedangkan sikap lancang
mengumbar aib pribadi seseorang adalah akhlak tercela.
Apabila akhlak
yang dikedepankan, maka hajatan demokrasi lima tahunan akan menjadi
ajang pertunjukan yang mengasyikkan dan tontonan yang menyenangkan. Yuk
kita sukseskan pemilu 2014 menjadi pemilu yang jujur dan adil.
Jakarta, 12 Juni 2014
Salam Persaudaraan
Sumber: kompasiana
@
Tagged @ Politik
0 Post a Comment:
Posting Komentar - Kembali ke Konten