Belum
lama ini kita dikejutkan dengan adanya video adegan kekerasan pelajar sekolah
dasar di Bukittinggi yang diunggah di youtube. Tampak dalam video hasil jepretan smartphone
yang berlangsung lebih kurang dua menit itu sejumlah pelajar tengah memukuli,
menerjang, dan menendang teman sekelasnya, pelajar perempuan yang memojok di
sudut ruangan kelas. Korban pun menangis sedih sambil menahan rasa sakit
akibat hantaman dan tendangan yang bertubi-tubi. Duhai, malang nian anak
perempuan itu menjadi bulan-bulanan kawannya.
Cukuplah kasus ini menjadi pelajaran berharga
bagi semua pihak; guru, orang tua, pemerintah, pemilik media, dan kita semua. Semoga kejadian memilukan dan memalukan serupa tak terulang lagi di negeri ini. Mari benahi pendidikan di Indonesia.
Gambar: almasakbar45.blogspot.com
Alangkah
keterlaluan. Betapa menyesakkan dada dan menyayat perasaan. Dan sungguh ironis,
peristiwa ini berlangsung di dalam ruang kelas tempat di mana mereka belajar
ilmu pengetahuan; berlatih meniti keluhuran akhlak dan kepribadian. Lantas, mengapa hal ini mesti
terjadi? dan siapa yang dianggap paling bertanggung jawab atas peristiwa memilukan
tersebut?
Demi
masa depan pendidikan anak Indonesia, semua pihak seyogianya ikut
terlibat dan mencermati kasus ini secara integral. Melakukan penelitian yang tidak
hanya berhenti pada penggalian informasi tentang kronologis kejadiannya, lalu
memberi peringatan atau tindakan terhadap pihak-pihak yang dianggap paling
bertanggung jawab semata. Semua bekerja sama melakukan langkah nyata untuk membenahi dan meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
Guru
sebagai pelaksana pendidikan yang lansung berhadapan dengan siswa-siswi di sekolah adalah pihak
yang paling banyak mengabil hikmah dari kejadian ini. Seyogianya mereka mengerahkan
segenap keahlian, kemampuan, dan kecakapan yang dimiliki untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga terlahir sumber daya manusia yang berkarakter.
Orang
tua tidak melepas tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya ke pihak sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan formal. Namun, mereka seyogianya secara aktif bekerja
sama dengan guru atau pengajar dalam mengawal dan mengevaluasi perkembangan
anaknya demi tercapainya tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan.
Pemerintah
dalam hal ini kementerian pendidikan agar selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem
pendidikan yang ada serta memantau pelaksanaannya di lapangan oleh para
praktisi pendidikan di semua tingkatan. Bekerja keras menyempurnakan kurikulum pendidikan yang berbasis
karakter, bukan hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan yang tak berpengaruh pada
semakin baiknya akhlak kepribadian.
Para
pemilik media seyogianya peka dan peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Memperbanyak tayangan
mendidik bagi semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tidak lagi berorientasi
bisnis semata dan mengenyampingkan nilai-nilai agama serta norma sosial. Sebab, diakui
atau tidak, tayangan-tayangan yang disuguhkan saat ini, banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma
social. Dan, itu punya andil besar terhadap terjadinya kemerosotan moral masyarakat dai waktu ke waktu.
Gambar: almasakbar45.blogspot.com
@
Tagged @ Pendidikan
0 Post a Comment:
Posting Komentar - Kembali ke Konten