Berbagi Pengetahuan untuk Pencerahan

Ruang Baca di Tengah Kota

Membaca selalu menjadi sesuatu yang menjemukan bagi umumnya masyarakat. Benarkah demikian? Padahal banyak lokasi yang kondusif untuk membaca. Perpustakaan Kemendikbud salah satunya.

Sabtu siang. Suasana tenang dirasakan ketika memasuki ruangan, tak terdengar suara gaduh. Sejuk udara AC menambah nyaman siapa pun yang berdiam di dalamnya. Lantainya beralaskan karpet berwarna abu-abu. Di dalamnya tampak rak-rak tersusun rapi berwarna hijau muda dipenuhi buku. Di sisi lain, terdapat kursi dan meja, ada meja yang berbentuk bundar, ada pula yang persegi panjang. Selain itu, terlihat juga sofa empuk dan meja persegi panjang.


Dokumen Pribadi
Ya, ini ruang perpustakaan. Ya, ini tempat orang-orang membaca, menambah wawasan, dan memperluas pengetahuan. Juga, tempat mahasiswa berdiskusi, menulis makalah, dan menyelesaikan tugas akhir kuliah. Tempat ini bernama Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun saya telah beberapa kali berkunjung ke sana, akan tetapi masih saja terkesan dengan desain interiornya.

Perpustakaan yang berlokasi di Gedung A, lantai 1, Jalan Jenderal Sudirman Senayan ini, didesain secara modern dan lengkap. Tak hanya memajang buku-buku saja, akan tetapi di dalamnya ada area baca, ruang kelas, ruang diskusi, area serbaguna, area pameran, area audiovisual, ruang koleksi anak, ruang laktasi, katalog online, mini theatre, internet, dan fotokopi.

Dokumen Pribadi
Koleksi bukunya pun dapat dikatakan lengkap, karena mencakup buku teks, jurnal ilmiah catak, audiovisual hingga koran dan majalah populer. Buku yang dipampang di rak-rak meliputi beberapa kelas, antara lain: kelas komputer, kelas informasi dan referensi umum, kelas filsafat dan psikologi, kelas agama, kelas ilmu-ilmu sosial, kelas bahasa, kelas sains dan matematika, kelas teknologi, kelas kesenian dan rekreasi, kelas sastra, serta kelas sejarah dan geografi.

Sambil melihat-lihat koleksi buku, saya menghampiri petugas yang ada di sana. “Mbak, perpustakaan buka sampai jam berapa ya?,” tanya saya padanya.

“Kalau hari sabtu buka hingga jam 2 Pak,” katanya menjawab. “Kalau hari kerja buka hingga jam 4 sore,” imbuhnya lagi.

Selain boleh membaca buku, pengunjung juga dapat mendaftar sebagai anggota perpustakaan. Keuntungannya, kita bisa meminjam buku untuk dibawa ke rumah, maksimal tiga buah buku dan dan dua buah materi audiovisual. Masa peminjaman pun cukup lama, hingga empat belas hari.

“Mbak, apa saja syarat jadi anggota perpustakaan?,” tanya saya lagi kepada petugas. “mudah kok Pak,” jawabnya. “Mengisi formulir bermaterai dan fotokopi identitas, KTP/SIM,” imbuhnya lagi.

Proses mendaftar menjadi anggota perustakaan terbilang singkat, hanya memerlukan waktu kira-kira setengah jam. Selesai mengisi formulir dan menyerahkan fotokopi KTP, petugas memberi saya kartu anggota. Saya pun resmi menjadi anggota perpustakaan untuk satu tahun ke depan.

Di dalam perpustakaan, terlihat beberapa pengunjung duduk santai di kursi menghadap ke meja sambil membaca buku. Sementara yang lainnya, ada yang membaca di sofa, ada pula yang tengah mencari buku di katalog online melalui komputer yang terletak di samping rak-rak perpustakaan.


Dokumen Pribadi
Cahaya di ruangan begitu terang. Sangat terang. Sehingga suasananya menjadi nyaman dan sangat kondusif bagi pengunjung yang sedang mencari maupun membaca buku. Ditambah dengan tata letak kursi dan meja yang rapi membuat pengunjung merasa betah dan dapat bertahan lama untuk membaca di sana.

Bagi yang ingin berdiskusi agak serius, dapat menggunakan ruang khusus diskusi yang boleh dipakai selama dua jam, kemudian bisa diperpanjang. Bagi yang membawa anak-anak, pengunjung dapat pula menitipkan mereka ke tempat permainan anak yang ada di sudut ruangan. Bagi yang mau memutar CD film atau audiovisual lainnya, pengunjung dapat menggunakan fasilitas komputer yang disediakan perpustakaan.

Memang, bagi umumnya masyarakat, membaca kadang terasa menjemukan. Apalagi bila dilakukan di tempat yang gaduh dan bising. Padahal, membaca merupakan salah satu sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

“Dikutip dari Kompas.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir (Mendikbud) Effendy mengatakan bahwa budaya membaca dan literasi masyarakat Indonesia tertinggal empat tahun dari negara maju.“

Untuk mendukung dan mempercepat budaya literasi, Kemendikbud sebagaimana diberitakan Kompas.com menggagas “akan membangun budaya literasi dari wilayah pinggiran, melakukan gerakan literasi dan membaca, membagi buku ke wilayah tertinggal atau daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) hingga wakaf buku.”

Ya, perpustakaan Kemendikbud adalah salah satu taman pustaka yang mendukung untuk membaca. Namun, apakah suasana yang nyaman ini mampu menarik minat baca masyarakat?


@



0 Post a Comment:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Ruang Baca di Tengah Kota