Sumber gambar: m.google.com |
Hujan
itu wujud nyata kasih sayang Tuhan kepada manusia penghuni planet bumi. Tanah
menjadi gembur dan subur dengan kehadirannya. Pohon dan tetumbuhan menjadi
hijau dan rimbun terkena siram airnya. Danau, sungai, rawa pun penuh menampung
lalu mengalirkannya ke samudra luas di sana. Terciptalah kehidupan nan indah di
dunia.
Kadang
hujan itu wujud murka Tuhan terhadap manusia durhaka. Peringatan dan ujian bagi
insan shaleh beriman. Malapetaka kehidupan bagi pelaku dzalim dan nista. Masihkah
ada jiwa baik manusia lalu terhenyak menuju Tuhannya. Berlari kencang bertaubat
kepada Tuhan sebelum ajal menjemputnya tanpa kenal etika permisi, datang secara
tiba-tiba.
Hujan
turun kadang manusia gembira. Hujan turun kadang manusia nelangsa. Gembira
karena menambah panjang nafas kehidupan. Nelangsa karena merampas nasib
kehidupan. Padahal hujan itu sendiri hakikat yang sama. Sama-sama makhluk Tuhan
yang musti tunduk dan patuh pada perintah sang Pencipta. Hujan tak perlu dipuja
dan tak baik pula dicela. Perlakukan ia sebagai karunia-Nya untuk warga planet
bumi dan kehidupannya.
Allahumma shayyiban naafi'an | "Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat." (HR Bukhari)
Jakarta, 16 Januari 2014
@
Tagged @ Catatan Harian
0 Post a Comment:
Posting Komentar - Kembali ke Konten