Berbagi Pengetahuan untuk Pencerahan

PKS Partai Kader Nan Solid

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai di Indonesia yang berbasis kader. Oleh karena itu orang menyebutnya partai kader. Sebuah partai dinamakan partai kader bila di dalamnya ada proses kaderisasi yang meliputi; recruiting(perekrutan), maintenance (pemeliharaan dan pembinaan), developing(pengembangan) bakat dan potensi kader. Proses kaderisasi di tubuh PKS terlihat berjalan dengan baik semenjak didirikannya pada tahun 1998 pasca tumbangnya rezim orde baru hingga sekarang. Maka tidaklah heran bila dari waktu ke waktu, jumlah kadernya bertambah banyak seiring dengan meningkatnya popularitas partai ini.

Uniknya, mayoritas kader dari yang senior sampai yunior di partai ini adalah anak muda dan mahasiswa (kaum muda yang intelek). Pemuda dan mahasiswa ialah elemen penting dalam masyarakat, karena padanya terdapat multi power (multi kekuatan) diantaranya; spirit (semangat), idealisme (cita-cita), strong will (tekad yang kuat), dan tentunya phisically (jasmani). Keempat unsur tersebut merupakan modal utama bagi para pemuda untuk melakukan perubahan. Perubahan yang hakiki di negeri ini menuju ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Partai yang berbasis kader relatif bisa bertahan lebih lama dibanding dengan partai figur (partai yang mengandalkan figuritas seseorang). Sebagai contoh saja, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) eksistensinya di Indonesia cukup diperhitungkan pada masa hidupnya almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur) mantan Presiden Republik Indonesia ke-4. Dan PKB sendiri tidak bisa dipisahkan dari sosok sang pendiri yaitu Gusdur. Maka setelah meninggalnya Gusdur, sinar partai ini meredup, tidak menyala seperti semula.

Contoh lain, Partai Demokrat (PD) yang eksistensinya tidak bisa dipisahkan dengan sosok sang pendiri yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini menjadi Presiden Republik Indonesia. Ketika adanya prahara politik yang menimpanya, tersangkanya Anas Sang Ketua Umum PD, sebelumnya terbuktinya Nazarudin sang Bendahara Umum PD dan Anggelina Sondakh di pengadilan, menimbulkan gejolak hebat di internal parai. Ketergantungan kader kepada ‘sang figur’ pun nampak jelas. Para petinggi partai tidak mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Bahkan pada puncaknya, seperti yang terjadi saat ini, mayoritas kader PD menghendaki sosok SBY untuk turun tangan menjadi Ketua Umum mereka. Tentu hal itu menjadi dilema tersendiri bagi SBY sebagai Presiden bagi seluruh rakyat di Republik Indonesia. Di satu sisi, dirinya dituntut untuk fokus mengelola negara Indonesia nan luas dengan segala persoalannya, dan di sisi lain, ia mesti menyelamatkan partai yang didirikannya dari kehancuran akibat persoalan-persoalan yang datang bertubi-tubi. Menurut saya hal itu merupakan konsekuensi dari partai figur.

Berbeda dengan kedua partai di atas, PKS tidak didirikan oleh seorang tokoh ‘figur’, namun ia didirikan oleh para aktivis pemuda yang memiliki hamasah (semangat) dan idealisme tinggi. Mereka berhimpun dalam barisan partai dakwah dan dipersatukan oleh kesamaan visi dan misi. Walaupun partai ini tidak dilahirkan oleh seorang tokoh, namun mampu mencetak tokoh.
Siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Dr. Ir. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. Presiden pertama Partai Keadilan (PK) yang sekarang menjadi Wali Kota Depok dua periode, siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Dr. Hidayat Nur Wahid, M.A. Presiden PKS ke-2 dan tokoh nasional yang pernah menjadi Ketua MPR RI periode 2004-2009, siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Ir. Tifatul Sembiring, Presiden PKS ke-3 yang sekarang menjadi Menkominfo pada kabinet Bersatu Jilid dua periode 2009-2014, siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Luthfi Hasan Ishaaq, M.A. Presiden PKS ke-4, dan siapa yang sebelumnya kenal dengan sosok Muhammad Anis Matta, Lc., Presiden PKS ke-5, orang menyebutnya ‘Soekarno Muda’ yang pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2012. Mereka semua bermula dari orang yang tidak populer di mata publik, namun PKS lah yang membuat mereka menjadi besar dan terkenal.

Yang menarik pula untuk dicermati dari partai ini, jabatan apapun yang diemban oleh seorang kader dipandang sebagai amanah bukan kehormatan. Salah satu bukti yang mengindikasikan hal ini adalah setiap kader yang diamanahi sebagai Presiden Partai oleh Majelis Syuro kemudian memperoleh amanah di pemerintahan, baik sebagai menteri ataupun jabatan lainnya dengan mudah dilepaskan. Tifatul Sembiring misalnya, ia melepaskan jabatan Presiden PKS saat ia menjadi Menkominfo, Luthfi Hasan Ishaaq melepaskan jabatannya sebagai Presiden PKS hanya karena diduga terlibat kasus ‘suap tertangkap tangan’ walaupun KPK tidak bisa membuktikannya, justeru menjeratnya dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang belum tentu benar-benar bersalah. Anis Matta sang Presiden PKS ke-5 rela melepaskan jabatannya dari wakil Ketua DPR RI dan sekaligus mengundurkan diri dari keanggotaannya di DPR RI. Hal itu tidaklah mudah dilakukan kecuali oleh orang yang memandang jabatan sebagai amanah titipan Allah Yang Maha Kuasa.

Mengenai soliditas kader partai dakwah ini tidak dipertanyakan. Kasus yang menimpa LHI belakangan ini menjadi parameter / alat ukur sejauh mana kekuatan partai dan soliditas kader PKS . Ikatan persaudaraan mereka begitu kokoh, satu sama lain saling menguatkan. Kecintaan mereka kepada sesamanya begitu kuat. Hal itu terlihat pada saat sang Presiden Luthfi Hasan Ishaaq ditahan di Rutan Guntur oleh KPK, mereka tetap mencintainya dan mendoakannya. Oh, alangkah indahnya. Begitupun loyalitas mereka terhadap para qiyadah (pimpinan) nya sangat tinggi. Mereka siap melaksanakan perintah atasannya selama itu bernilai kebaikan dan mengandung kemaslahatan bagi umat, dengan suka rela mereka melaksanakannya tanpa mengharapkan imbalan materi.

Menurut saya, partai semacam ini akan tetap eksis dan berkembang di negeri ini. Partai ini bekerja bukan hanya karena akan berlangsungnya PEMILU atau PEMILUKADA lima tahunan saja, namun sepanjang masa mereka bekerja untuk kemaslahatan umat. PKS Partai kader nan solid. Mudah-mudahan eksistensinya semakin kokoh dan mampu mewarnai praktek perpolitikan di bumi nusantara tercinta. Semoga!

Sumber: kompasiana



@



0 Post a Comment:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

PKS Partai Kader Nan Solid